Jumat, 15 Juli 2011

12 mei 1990 Selametan keluarga R.B. Riyanto sebgai guru “ Mekar Jati” Mori putih, minyak wagi, jenang abang Putih, nasi rasulan Didahului oleh doa bersama yang dipimpin oleh Bp Kemin


Bp. Kemin ;
Ibu suradi agar mengurapi Bp. Riyanto dengan minyak putih dan kain mori putih.
Mas Handoyo ibu Suradi agar bersama membuka paying Sung-sung Tunggal Naga, tugas mengurapi meinyak wangi akan saya lanjutkan.
Gusti Allah Kang Maha Agung, apa yang kusajikan mala mini, mudah-mudahan tak ada yang kurang untuk menebus kekurangan guru saya. Cucuku Riyanto, seperti inilah yang benar. Aku Eyangmu, R. Candra Surapati merestui, ini sah dan benra semua.
Ada dua wahyu lagi yang akan turun, yang mengerti guru R.B. Riyanto
R.B. Riyanto :
Semuanya sudah jelas dan dimengeri apa  maksud berdirinya perguruan ini. Sekarang kita punya kewajiban dan tugas mewujudkan yang diterima wejangan-wejangan, pituturnya leluhur. Jangan mundur kalau sedang kemalangan. Tak ada manusia yang tidak mendaptkan alangan. Tapi kalau tekad sudah bulad. Mematikan rasa untuk menemukan kehedak, tidak hanya untuk perguruan saja. Juga untuk kehidupan perlu mematikan rasa. Adanya aku ini yaitu aku ini manunggalnya ilmu dan kaweruh, memang masih membutuhkan pengalaman maka aku tidak menutup diri untuk minta tolong kepada siapapun yang mampu membantu keinginanku. Karenaya pada muridku jangan ragu-ragu lagi mewedarkan kaweruhnya kepada murid-murid lain yang belum mengerti.
Tapi ketahuilah para leluhur tidak menyalahkan kalau kita, ini menyesuaikan ajaran leluhur dengan keadaan jaman sekarang. Hanya pesanya apa yang jadi kaweruh, jangan meninggalkan patokanya. Cara penyebarannya/mengajar boleh dirubahsesuai yang dianggap baik, tapi patokkanya jangan dilupakan. Contohnya aku sendiri, karena belum pengalaman mengajar/nglang lang buana, sampai-sampai aku sendiri melupakan patokanya, orang mengajar ilmu yaitu selametan buat jiwa raga, keluarga, dan sebagai guru. Untungnya leluhur masih mengingatkan aku sebelum sampai ketiwasan. Semua ini jadi pengalamanku. Sekali lagi aku tidak ragu-ragu meminta tolong kepada murid yang dianggap bisa membantu tugasku untuk mengamalkan dan menerai jagadnya manusia. Karenanya murid yang diminta membantu jangan minder/takut nglancangi aku asal tugasnya tetap, yaitu untuk menerangi jagad. Tunggu sebentar..
Kita ini masih masa berjuang, diperlukan pengorbanan yang tulus iklas. Sejatine ilmu tidak banyak yang akan kuturunkan tapi cukup mumpuni untuk mengatasi jaman ini. Semuanya, korbarkan semangat untuk bersatu, mewujudkan persatuan, tekad yang luhur mengamalkan kaweruh pepadang/terang. Penganganya GUsti Kang Maha Agung, sesembahan kita semua. Dan semua yang dalam gua garbanya murid-muridku, kuijinkan membantu murid-muridku untuk menyingkirkan bahaya dan penghalang hidup.
Mantap tampa rasa/beban. Namun hasilnya yang dapat dirasakan.
Sekali lagi ku ingatkan, serahkan kaweruh pepadangmu, kobarkan semangat untuk tujuan melaksanakan cita cita.
Semua kekuatan tri tunggaldibadanmu bebas dalam cara tetapi jalanya tetap harus benar. Bebas kalua sudah waktunya medar ilmu, tapi jangan lupakan patokan ilmu tanah jawa. Kuberitahukan, kemampuan dalammu bisa untuk menarik siapa saja, tapi perlu diketahui, patokan hidup kita tetap pada guru sejati. Jangan memutuskan masalah dengan mengandalkan leluhur, lebih-lebih dalam memecahkan persoalan persoalan, mengandalkan roh atau menyatunya roh/keraga/jiwa. Itu adalah ilmu sesat. Makanya semua ilmu yang ku ajarkan sifatnya hanya menyatu dengan keinginanmu. Hanya dirimu sendiri dan kekuatan tritunggal yang bisa menentukan kehidupanmu. Makanya ku ingatkan bermohonlah kepada Gust ALLAH. Sesembahan kita Gusti ALLAH, piandele dalam guru sejati, piandele luar pikir dan wadahmu ini.
Luminto Mekar Jati tidak usah merubah nama tapi jadi patokan hidupmu. Ditambahi luminto sebab luminto itu sifatnya pribadi tidak bisa dipaksakan pengertian luminto kepada orang setiap manusia, tinggi budinya tidak sama. Saya pribadi minta kepada bp Medi, kepad ayang di dalam gua garbanya untuk membantu saya, membantu mengurusi murid-muridku. Sebab yang di dalam gua garbanya Bp Medi sudah sudah sanggup melaksanakan mikul beban memberi kaweruh pepadange jagad dank au Bp kemin pengalaman dalammu yang perlu diperbaiki lagi. Pikirmu harus bisa menguasai dalam. Semua pengertian dalam tidak bisa ditelan mentah-mentah. Untuk diri sendiri boleh, tidak untuk orang lain, itu yang perlu kau perhatikanuntuk sempurnanya nyecep ilmu dengan sempurna ilmu tanah jawa.
Ibu suraddi, kau masih bersih dari pengertian luar, maka pengertian dalammu masih tanpa cacat, tapi masih belum ada pengalaman, sehingga perlu bimbinganku.
Handoyo, ilmumu bisa bagus, bisa sempurna tapi pengalaman hidupmu belum apa-apa, maka tidak dibenarkan memberi nasihat kepada manusia lain kecuali mengamalkan limumu/ pengobatan memberi pertolongan kepada orang lain.
Maning :
Tekadmu harus bulat, dalammu yang akan mengantarkan pada jenjang sukses. Matikan rasa, jangan terbawa arus, batin dan pikirmu akan manunggal kalau bisa mematikan rasa.
Suradi :
Kenapa sampai hari ini belum diturunkan kaweuh dalam, sebabnya supaya hidupmu matang dulu. Sebab hidupmu selama ini dibantu leluhur, jadi bukan matang nya dirimu sendiri. Jiaka waktunya sudah matang dalam akan mantab.
Ibu Medi ;
Ilmu yang kau pelajari dariku jangan kau ragukan untuk memberi pertolongan, kkewajibanmu untuk minta kepada Gusti ALLAH agar keturunanmu diberi jalan terang.
OOK :
Dasarmu keras watakmu jujur, tapi belum ada kemantapan dihati ibaratnya masih mencari dirimu sendiri, maka mantabkan mantabkanlah kaweruh dari sini, akan mendapat pegangan untuk melebur semua rintangan hidupmu.
Sekali lagi kobarkan semangat hidup, leburkan semua pengahalang hidup, mati rasa untuk mencapai cita-cita, memang tidak gampang mematikan rasa tapi tekadmu yang akan bisa mematikan rasa.
Kuberikan pengarahan, aku tidak ragu-ragu lagi bicarakan sebab keyakinan dan kesatuanmu yang menggugah aku. Mari bersama denganku mewujudkan.
Syarat terakhir, sebab inibukan untuk kepentingan sendiri. Jia sarat terakhir terlaksanan oleh nurid-murid kalin termasuk terpanggil untuk mendobrak awak dewe. Maka buladkan tekad sendiri, untuk mewujudkanya. Takperlu minta teman yang tak punya keinginan dan pengertian. Siapa yang menrasa punya tanggung jawab melaksanakan keinginan, dialah yang diajak. Sebab yang bertanggung ajwab akan menarima tanggung jawabku atas kesusahanya, hidup pasti timabl balik, jangan hanya untuk diri sendiri, mau terima tidak mau memberi itu bukan manusia sempurna. Manusia hidup mau terima dan memberi, lebih-lebih menyiapkan diri untuk untuk menerangi yang dijalan gelap. Inilah manusia luhur. Jika masih ada yang menjadi ganjelan hatimu utarakanlah kepadaku.
Handoyo :
Mohon dijelaskan hal Tunggal dewo
R.B. Riyanto :
Tunggal dewo punya arti tunggal rasa. Karena kamu masih bujang, belum menjadi manusia sempurna/sebenarnya, maka sanggup menerimanya. Jika patrapkan ilmu ini kepada yang minta tolong kau bisa tunggal rasa, merasakan kesusahan manusia.
Maning :
Mohon dijelaskan lebih rinci hal mati rasa
R.B. Riyanto :
Kalau menghadapi persoalan pribadi jangan hanyuk kepada persoalan, nalar harus menguasai persoalan/perasaan. Kalau ada persoalan pribadi/keluarga pikiranmu jangan hanyut oleh perasaanmu yang kacau.
Kemin :
Mohon penjelasan hal ditelan mentah-mentah
R.B. Riyanto :
Ditelan mentah, kaweruh dalam tidak boleh nerocos tampa disaring pikir dulu. Maka lebih baik tanggung jawabmu dilimpahkan kepada Bp Medi.
Bp Kemin :
Sebelum menyerahkan kepada Bp Medi, mohon penjelasan kenapa yang terjadi kemarin harus lewat wadag saya.


R.B. Riyanto :
Itu berdasar dari kekuranganmu dan kelebihanmu. Kalau darimu akan keluar semua sebab leluhur tidak bisa melalui aku karena sudah manunggalnya tri tunggal
Kemin ;
Apa sudah menjadi kehendak Gusti ALLAH
R.B. Riyanto :
Kalau percaya Gusti ALLAH , ya benar. Memang kehendak-Nya.
Kemin :
Hal Cokro Ningrat. Karena adanya kesanggupan Medi dan Kemin dikatakan sanggup ya tidak, dikatakan tidak ya sanggup. Dwi tunggal yaitu dua menjadi satu, ketua tetap Medi, pelaksana sehari-hari tetap Kemin.
R.B. Riyanto :
Ya itu baik, sebab Bp. Medi sudah sanggup, diminta menyediakan waktu untuk memimpin latihan untuk mewakili aku. Pada waktu hari latiahn. Karena aku sendiri akan menyempurnakan ilmuku sendiri untuk mengayomi semua. Sampai jadi padepokan berarti sempurnanya ilmuku dan sempurnanya perguruan.
Bp Medi :
maka adan sebutan satu satu da dua tiga tigasatu jadi dua dua jadi tiga tiga jadi satu. Tiga pandito. Satu rahayu .. tri tunggal. Menyatu jadi satu. Gua garbanya R.B. Riyanto, Medi, Kemin yang bakal memimpin Lumintu Mekar Jati.
Bp. Kemin :
Petunjuk A G magung guru harus semedi
R.B. Riyanto :
yang penting sudah menyanggupi apa yang kuminta. Tidak hanya sanggup dimulud, tapi nepati jani, satriyanya jagad bicara ada bukti bertindak harus dipertanggung jawabkan.
Bp. Kemin : ALLAH memberi pepadang, Tritunggal jadi Satu, Mekar Jati.
Bp Kemin : nyuwun pangapura, bukan kehendak saya.
R.B. Riyanto : dalammu tidak salah, akalmu belum jalan, luminto untuk pribadi, bukan untuk lambing.
Bp. Kemin : latiahan sehari hari, yang tercatat tetap Mekar Jati, untuk dalam/kebatinan, kepareng gutu untuk mewedar.
R.B. Riyanto : seahri-hari latihan luhurrya budi tetap diutamakan.
Bp Kemin : disini Kemin Dan medi, murid R.B Riyanto jika ada kurang lebih, halus kasar saya bicara, jagadnya kemin dan yang mohon ampun.
R.B. Riyanto : ini bukan salahmu, manusia tidak sempurna, perlu bimbingan yang lebih pintar aku juga begitu.
Kemin : apa maksudnya saling ini
R.B. Riyanto : yang penting tekad
Kemin : kebulatan tekad sudah manjing jadi satu, mari guru, mohon aga yang jadi keinginan guru dan murid-murid dapat terlaksanan dan diberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar