Jumat, 15 Juli 2011

3 mei 1990 Wejangan/penjelasan atas cobaan yang dihadapi pembimbing (sakitnya Guntur)


Sebelumnya saya minta maaf ikut menyusahkan semua dan terimakasih kepada semua teman yang ikut mikulmeringankan bebanku. Aku akan coba mengupas kejadian yang baru saja terjadi. Saya mohon berdoa kepada Gusti ALLAH agar diberikan yang jadi keinginanku, untuk mengupas  peristiwa yang baru saja saya alami. Saya tidak sanggup melaksanakn sendiri dan meminta tolong kepada Eyang K. Ponco Toyo untuk mengupas yang sebenarnya, dengarkan :
Aku pinjam ragamu (R.B. Riyanti) untuk mengutarakan yang diinginkan bersama atas peristiwa yang baru saja dialami.
Dianggap goda biasa, tapi dianggap perjalanan lebih tepat. Karena sudah takdir/garisnya, yang berani ngajar ilmu tanah jawa tak akan lepas dari goda. Lebih-lebih R.B. Riyanto hanya mengandalkan ilmunya sediri tampa nuruti aturan yang sudah ditetapkan. Memang kuakui tekadnya besar untuk memperjuangkan ilmu yang sudah diyakini kebenaranya. Untungnya akal pikiranya tidak sampai mati ngadepin godaan yang dialami. Padahal manusia tidak dapat hidup sendiri, dan punya kelebiahan sendiri-sendiri. Kalau hanya mengandalkan ilmunya sendiri pasti akan kecolongan. Karena itu jadikanlah pedoman, persatuan adalah modal utama untuk melaksanakan kehendakmu. Aku sejatine tidak ikut campur urusan manusia, tapi tidak bisa cuci tangan meluhat keturunku punya niat yang luhur tampa ikut campur tangan. Kuminta kepada Kemin untuk membeberkan yang jadi kejadian Gurumu, kekuranganya untuk mendirikan perguruan. Laksanakan! Ku tunggu.
Bp. Kemin :
Dawuhnya Eyang Ponco Toyo turun kepada guru R.B. Riyanto kepada ketua Kemin, sbb:
Teman-teman murid R.B. Riyanto dengarkan : kalian manusia diupamakan seperti lebarnya laut, tinggi rendah, lebar sempitnya tidak bisa dijajagi oleh manusia lainya. Jika menghadapi kemajuan untuk hidup sehari-hari, kalian semua harus mandep mantep dan ngebekti kepada Gusti ALLAH, harus welas asih kepada semua manusia. Seandainya ada yang memerlukan pertolongan, yang minta air/obat harus ditolong. Demikian dawuh Eyang Ponco Toyo.
R.B. Riyanto berani mendirikan perguruan, bukan manuasianya tapi siapa pun yang berani mendirikan padepokan harus ada syaratnya. R.B. Riyanto terlalu berani, ibaratnya wisang geni. Saratnya adalah harus punya tempat sendiri. Dawhnya Eyang Ponco Toyo ini wanter karena diutus oleh ALLAH, gurumu punya tempat. Kalian harus berani minta wadah, sebagai sarana untuk membudidaya lan ilmu.
R.B. Riyanto :
Apa yang jadi kekuranganku ku akui. Saya belum mempunyai tempat. Saya tahu syarat menjadi guru harus dilengkapi. Mohon ampun kepada Gusti ALLAH. Mohon berkat, pangestu Gusti ALLAH agar terlaksana yang menjadi sayarat mendirikan perguruan. Jika ada dawuh Gusti ALLAH, mohon petunjuk.
Teman-teman dan muridku, saya pribadi tidak sanggup menyatakan karena ini untuk kepentingan pribadi. Maka kuminta kepada semuleluhur dan guruku. Masuklah kedalam gua garbaku, pakailah ragaku untuk melaksanakan apa yang harus ku mengeri. Dengarkan:
Aku salah satu pembimbung R.B. Riyanto, yaitu P. Samber Nyawa, tidak ada keinginan yang dapat terlaksana kalau tidak diikuti oleh tekad yang bulad, dengan tekad pun belum tentu terlaksana, palagi mental tempe. Aku percaya tekadmu tidak bisa diubah. Tapi tampa dukungan murid-muridmu terhadap apa yang jadi kekuranganmu hidupmu dibutuhkan muridmu  jadi, tidak ada salahnya jika kamu minta murid-muridmu untuk memikirkan kehidupanmu. Karena kodrat manusia saling isi kekosongan. Orang berjuanga, apalagi berjuang untuk menegakan kebenaran untuk menuntun manusia ke jalan yang benar, taka da habisnya goda yang kau hadapi. Maka untuk menghadapi cobaan, pasrahkan kepada Gusti ALLAH, semua penghalang akan lebur dan semua yang melindungimu tidak akan tinggal diam juga aku, leluhurmu, kalau ada halangan. 
Sudah jadi kodratku, sudah waktunya tanah jawa dibersihkan dari angkara murka, ngumbar nafsu bejad. Tapi aku leluhur dan para pejuang kemerdekaan tidak mengharapkan tumpah darah, maka jalan yang harus ditempuh adalah jalan damai. Tapi harus pasti. Tanah jawa jangan kotor lagi. (jangan sampai lebih kotor) saya akan keluar, mungkin ada satu lagi guru R.B. Riyanto yang akan meneruskan hal yang saya utarakan. Jika hendak nyatat jangan sampai salah. Jaman sekarang jangan disamakan seperti jaman dulu, hidup menjadi guru menyerahkan semuanya tampa memikirkan kebutuhan hidup, dulu hal ini tinggal ambil. Sudah jadi ketentuan leluhur dan penguasa tanah jawa, kau boleh ambl setengah dari nyurahake ilmu dan waktu dari ngajar hal kebenaran. Yang setengah diamalkan karena kamu punya tuntutan mendirikan padepokan, maka setengahnya untuk padepokan untuk diurusi murid-muridmu yang sanggup ngurusi. Karena kau belum punya saratnya, jangan diteruskan sebelum punya rumah gubuk. Setelah ada syaratnya hasilnya akan dinikmati olehmu dan muridmu karena jika syaratnya sudah terlaksana semuanya abru akan terjadiagar diketahui kua belajar ilmu tanah jawa jangan meninggalkan aturan tanah jawa.
Para murid ketahuilah, kau dan gurumu punya kewajiban yaitu meluruskan yang salah. Percaya kepada Gusti ALLAH maka punya kewajiban menjalankan peraturan Gusti ALLAH. Jangan ragu dan kuatir karena sudah menjadi sabda Gusti ALLAH barang siapa yang sanggup mengalahkan angkara murkanya sendiri dan mau menyebarkan ajaran-KU kepada teman, hidupnya abakal ditangan-KU karenanya jangan kuatir menyebarkan ilmu yang kau ketahui. Apalagi disini tidak ada pengaruh terhadap dirimu, jadi kau sadar sepenuhnya. Sekali lagi ku katakana ilmu jawa jangan disamakan dengan ajaran para Nabi karena lain sifatnya. Ilmu tanah jawa untuk mempersatuakan nusantara bukan ajaran agama. ilmu ini masuk golongan ilmu satria yang menempuh jalan damai, tidak memaksa yang tidak mau.
Satu lagi yang ku katakana, nyecep Ilmu tidak dibatasi, belajar ilmu tidak usah melihat orang yang akan dicecep ilmunya, jangan pandang bangsa, karena umum sifatnya, bisa dipelajari oleh siapa saja. Sekalian kuberitahukan, jika lelakon jangan pada hari besar Para Nabi. Jika berbarengan yang diperbolehkan kesengsaraan, bukan kesenangan karena bagaimanapun pangusaku tidak bisa menandingi para nabi.
Seperti muridku yang disini ini akan punya ilmu khas masing-masing tapi kaweruh tetep satu dan tekad tetep satu yaitu wadahe MEKAR JATI  harus berkembang bagi manusia yang masih ingat asal usulnya. Satukan tekad agar terlaksanan. Siapapun yang melanggar janji/menghianati mekar jati akan sirna ilmunya, akan ragu-ragu trhadap hidupnya. Mengapa ku katakan begini, sebab kita punya cita-cita/kekarepan luhur yang harus diperjuangkan bersama. Maka jangan kecewa jika aku mengikat kau ke MEKAR JATI, yang penting kau harus bangga karena kau termasuk manusia yang punya tekad luhur. Janjiku kepada gegayutan dengan perguruanmu akan banyak manfaatnya bagimu dan anak cucumu kelak. Kuminta, jika R.B. Riyanto hanya sempurna dalam ilmu, jika dalam ilmu manusia kau banya yang lebih pandai dari R.B. Riyanto, kepandaianmu yang lebih ini gunakan untuk melaksanakan cita-cita jangan hanya pasrah kepada gurumu.  Kecuali dalam hal ilmu. Jika kasunyatan gurumu yang  pasrahkan kepadamu, timbal balik.
Memang banyak yang dibicarakan, jika kau sudah mengerti leluhur dan penguasa tanah jawa tidak akan ikut campur lagi. Kau dan gurumu tugasnya untuk melaksanakan yang baru saja kau ketahui dengan memakai tri tunggal untuk melaksanakanya. Jangan hanya pasrah kepadaku saja. Karena kau tidak akan matang menghadapi ilmu/hidup ilmu gaib yang dating sendiri jangan sembarangan terima, perlu dipikirkan untung rugi dan gunanya, sebab ilmu tersebut akan nuntut dirimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar