Jumat, 15 Juli 2011

Tanggal : 10-05-1990 Tempat : Colomadu sarena Eyang Poncotoyo Hal : minta pangestu/yekar, wejangan sebelumnya mewujudkan berdirinya Mekar Jati



Bp. Kemin :
Seandainya R.B. Rinyanto memasrahkan penguasa yang diterima baru saja, bantulah, wanter dawuhe Eyang Poncotoyo.
Jangan mingkuh Bp Medi. Ini paying Mekar Jati diatas pendopo Kencono yang akan dibangun. Percayalah kepada Eyang Ponco Toyo utusan Gusti ALLAH, engkau akan jadi seperti dawuh Eyang Panca Toyo. Sebenarnya engkau terselubung antara Jogja-Solo jadi satu. Saksi R.B. Riyanto dan semua disini-Mantrab. Guru, akan ada yang turun lagi, agar dijelakan, karena Kemin tidak berhak. Setelah dari sini langsung ke Mangkunegoro IV, jangan mampir-mampir.
Barang yang dipegang Kemin, dayanya besar bagi perguruan R.B. Riyanto dan murid-muridnya, tidak ada tandingnya karena dari Gusti ALLAH lewat Eyang Ponco Toyo.
R.B. Riyanto :
Hati-hati ngger, semua wejangan/petunjuk, jadikan pegangan kehidupan tapi, jangan diagulkan kepada orang lain yangtidak mengerti. Namun tekad untuk mendirikan perguruan Mekar Jati dan diresmikan, itu yang perlu didukung, jangan gentar menghadapi cobaan, hati-hati terhadap hawa nafsu sendiri, jangan ngumbar angkara murka tapi dipikir benar dan salahnya. Yang diartikam mustika ratu itu tidak sembarangan, sebab, itu tidak beda dengan manusia jadi ratu.
Bukan wujud yang dibawa Bp Kemin, tapi sarana. Pada waktu ini aku hanya bisa merestui maksud kalian, supaya lancer semuanya. Maning, kamu tadi kanggonan Kyai Macan Putih. Itu bisa kau latih agar mapan benar. Gunanya untuk wibawamu. Musuhmu akan gentar dan kawanmu akan segan terhadapmu. Tidak ada pantanganya, kecuali ngumbar nafsu bejadmu menyang/terhadap manusia yang belum akil-baliq, itu yang jadi apesnya hidupmu.
Handoyo, wangsit yang kau terima, diperhatikan. Memang keliatanya sembarangan, tapi mencakup penghidupanmu. Ilmumu bakalan sempurna kalau sudah kelakon syarat dari gurumu. Dari ilmu tadi, kau akan nglanglang buana.
Bp. Medi, (agar kemari)
Nyecep ilmu panguriapn iku, sajatine yang sudah kau cecep itu sudah sempurna, tapi kurang polesannya, yaitu sering digunakan.
Bantulahgurumu kepada perguruannya. Tolonglah jika ada yang minta tolong. Pulang dari sini, sampai rumah mandi kramas. Setelah itu ngaddep intuk-intuk jenang abang putih, kopi pahit, kembang macam 7, telur ayam, dihadep, diniati, mintalah gua garbamu, inilah sarananya. Tebusannya, ilmu yang saya cecep, saksikanlah dan tuntunlah saya. Setelah itu, pasrah ke”dalam” agar dapat dituntun. Itu dawuh saya kepadamu.
Kuminta tidak usah ragu-ragu lagi. Sejatine kamu sudah mampu melaksanakan wahyu yang kau terima, yaitu wahyu ilmu nusantara. Gunaya untuk menyatukan nusantara agar tidak pecah-pecah lagi.
Kuminta kepada murid semua, iklaskan waktu membantu dirimu. Sebab baru saja Kemin bicara, setelah ini langsung ke Mangkunegaran IV, jangan mampir-mampir. Membatalkan niatku sebagai manusia untuk mampir ke Kanjeng Eyang Singaprana. Aku nyuwun ngapuro kepada Kand=jeng Eyang Singaprana, mengubah niat melaksanakan dulu, yaitu langsung  ke Mangkunegaran IV. Syukur masih ada waktu, aku dan murid-muridku dapat melaksanakan niat sowan kepada Kanjeng Eyang Singaprana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar